Saturday, March 23, 2013
pojok soklin: Tarif 18 Ruas Tol Naik 10 Persen
pojok soklin: Tarif 18 Ruas Tol Naik 10 Persen: ilustrasi JAKARTA--Pengguna jalan tol harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Tahun ini, tarif 18 pelayanan ruas tol akan naik ra...
Friday, March 22, 2013
Beloved Village
Sawah Desaku |
Seseorang pasti mempunyai masa-masa yang menarik untuk diingat, mungkin pada saat nakal-nakalnya, iseng-isengnya atau punya prestasi.. yang masih teringat pada pikiran/benak kita masing-masing. Di sebuah Desa Kec. Sumber Pucung, kawasan Malang Raya, kurang lebih 25 Km pusat kota Malang, sekitar 30 menit perjalanan, tempat aku menghabiskan masa-masa laluku sampai dengan sekolah tingkat dasar dan menengah pertama. Kehidupan masyarakat sangat bervariasi, yang mayoritas adalah petani, lahan pertanian yang cukup luas.... hmmm rasanya saat ini kembali ke masa laluku yang indah suka bermain di sawah memancing belut, mengejar burung (bahasa jawa : pitik-pitik an warnanya ada hitam/merah yang kakinya panjang), naik bajak dengan petani, naik kerbau di sungai saat dimandikan, memancing ikan di sungai, mencari cacing untuk umpan, pasang sesek udang dengan yuyu (kepiting sungai), gogoh ikan lele/gabus dilubang-lubang sungai. kalau di danau kadang memancing dimuara sungai yang paling banyak pada jam2 09-10 pagi dengan umpan cacing... woooww ikan wader, mujahir, putihan pada makan semua.. sesekali naik getek (perahu) menjala ikan di tepi danau dengan lubang jaring 3 cm, lebar tebar diameter 4-5 Meter. Waahh.. jadi ingat masa bengalku.... yaaaa kaya si BOLANG lah.. heeeee...hee....he..
Pondok khas suasana desa |
Lokasi yang sangat asri, tanah yang subur untuk bercocok tanam para pahlawan bangsa (Petani) yang merupakan salah satu sumber produksi pangan di desaku.. dan negri ini.
Sekian tahun sudah berjalan disibukkan oleh aktivitas bekerja, yaahhh.. terpaksa kalau liburan saja baru bisa berkunjung ke desa tercinta, sambil silahturahmi dengan keluarga besarku.... waahh.. rame pokonya ketemu sama saudara dan keluarga.. ngobrol ngalor ngidul (bicara apa saja) yang penting bikin rame... apalagi kalau ada yang dikerjain.. he..he... tambah seru...
Aku sempatkan melihat lokasi-lokasi pemandangan yang menarik bersama keluarga yang pernah aku buat main pada masa laluku.. hee..hee..hee.. sungguh kenikmatan yang luar biasa sudah berpuluh-puluh tahun lokasi masih tetap asri, subur.. enak sekali buat jalan-jalan pagi... dengan menghirup udara yang segar.. sambil menikmati embun.. sesekali ketemu petani yang berangkat ke sawah untuk melakukan aktivitasnya dan saling tegur sapa.. dalam bahasa Jawa kromo inggil.. tambah menambah suasana pedesaan begitu kental.. Senang sekali aku bisa menimati keindahan alam desaku, tempat dimana aku dan temen-temenku menghabiskan masa nakal-nakalku puluhan tahun silam.. Mudahan kelestarian alam tetap terjaga.. tidak habis untuk bangunan-bangunan yang mengutamakan keuntungan semata tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan disekitar kita.. GO GREEN....
Pondok Desaku |
Masa tanam dan panen |
Sunday, March 17, 2013
Jazzy Tone FOURPLAY
Relax sejenak setelah beraktivitas dalam seminggu dengan mendengarkan komposisi musisi-musisi yang luar biasa & profesional dalam menggarap musik.. hmmm.. tak lain adalah FOURPLAY..
Fourplay adalah grup kuartet beraliran jazz kontemporer yang berasal dari US. Anggota asli grup ini adalah Bob James(Keyboard), Lee Ritenour (gitar), Nathan East (bass), dan Harvey Mason (drum). Pada tahun 1997, Lee Ritenour meninggalkan grup dan digantikan oleh Larry Carlton. Pada 2010, Larry carlton meninggalkan fourplay dan digantikan Chuck Loeb. Vocal : Chaka Khan.. backing vocal Nathan East.
Mengenang JAVA JAZZ 2011
Java Jazz 2011 |
Begitu pintu terbuka, byurrr berlarianlah para penonton berebut menuju depan panggung yang sudah berdiri di atasnya: Bob James di belakang keyboards, Nathan East meyandang bass, Chuck Loeb menyandang guitar dan Harvey Mason duduk tenang di belakang drum. Nathan masih sempat mengabadikan banyaknya penonton dengan kamera sakunya, sungguh pemandangan yang menyenangkan: tak ada batas antar pemain dan penonton.
Setelah host sedikit menyampaikan kata pembuka (yang
tampaknya tidak diminati penonton) mereka berempat langsung menghentak
lagu pertama, suasana masih hangat. Pada saat lagu ‘Chant’, saya rasa
tidak ada satupun penonton malam itu yang tidak ikut berdendang meskipun
hanya dengan bersenandung, suasana menjadi agak panas. Suatu koor indah
tanpa seorang dirigen, tanpa latihan, tapi sangat merdu dan bagi
penulis ada kebanggaan karena yang mengiringi adalah Fourplay.
Lagu-lagu selanjutnya sudah tidak sempat diikuti lagi oleh penonton,
karena seakan mereka sudah tersihir dengan kepiawaian masing-masing
pemain, dan ditingkahi dengan lelucon kelas tinggi. Menunjukkan
bagaimana kebersamaan mereka hingga sampai ke hitungan yang penonton-pun
susah menterjamahkan, mereka menghentikan permainan secara serempak
dengan gaya mematung dan kemudian bersama-sama main kembali tanpa ada
cacat antar mereka, wuuihhh...kolaborasinya Mantabbbbb...
Memang sangat layak jika Fourplay dikategorikan dalam musisi tingkat
dunia saat ini. Sejak album pertama mereka di luncurkan pada tahun 1991
bertajuk “Fourplay” sampai sekarang masih tetap ditunggu oleh
penggemarnya di seluruh dunia. Lagu-lagu yang sangat akrab di telinga
kita di antaranya ‘Wish you were Here’, ‘Bali Run’, ‘Moonjogger’,
‘Between the Sheets’, ‘After the Dance’ menjadi andalan mereka untuk
mengakrab-kan dengan penonton. Dan malam itu mereka berhasil, Hmmm.. Benar-benar musisi handal.. Jossss Pokoke Keerrr.. (Katanya orang Malang)..
Sunny Morning
Area Jogging Track |
Setelah kurang lebih 1 jam berjalan... yaahh sesekali lari-lari kecil atau jalan cepat, badan berkeringat dan terasa ringan. Setelah rilex melepaskan otot-otot kaki saatnya mandi segar... hmm.. Alhandulillah badan terasa segar.. ringan.. pokoknya.. kena looooup... (bahasa ngalam), yang artinya enak sekali..
Area Jogging Track |
Area Jogging Track |
Cari keringat, biar lemak2nya kebakar.. he..he.. |
Friday, March 1, 2013
PERENCANAAN JALAN
Survey Trase Jalan (ceck PI) |
Pembangunan jalan baru sesuai klasifikasinya ( Jalan Lokal, Kolektor, Arteri ataupun bebas hambatan (TOL) diperlukan secara teknik dalam perencanaan terkait dengan alignement dan kondisi tanah dasar (rencana subgrade) yang memenuhi syarat/ketentuan design, maka dalam perencanaan teknik jalan baru diperlukan pekerjaan lapangan (survey).
Pekerjaan lapangan mencakup keseluruhan kegiatan survey dan investivigasi lapangan untuk memperoleh data-data akurat yang diperlukan dalam perencanaan teknik, yaitu :
- Alinemen Jalan (Road Alignement)
- Sarana Drainase ( Highway Drainage)
- Tanah Dasar dan Bahan Konstruksi Jalan (Subgrade dan Highway materials)
Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan sebelum melakukan kegiatan lapangan, khusus dalam proses perencanaan teknik jalan raya yang baru adalah aspek sosial ekonomi dan budaya penduduk setempat, sehingga pembangunan jalan raya yang baru akan memberikan dampak positif bagi penduduk sekitarnya.
Selain itu perlu pula diperhatikan aspek lingkungan setempat yang diharapkan tidak merusak ekosistem daerah sekitarnya, dengan pertimbangan juga efisiensi, dengan kata lain dalam perencanaan teknik jalan baru, pekerjaan lapangan harus dapat menggabungkan berbagai aspek terutama aspek teknik dan ekonomi (ketersediaan dana).
Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi :
1. Data Penunjang
2. Survey Pendahuluan
3. Survey AMDAL
4. Survey Topografi
5. Survey Hydrografi
6. Survey Geoteknik
7. Survey Lalu Lintas
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing profesional yang saling menunjang.
Selain itu perlu pula diperhatikan aspek lingkungan setempat yang diharapkan tidak merusak ekosistem daerah sekitarnya, dengan pertimbangan juga efisiensi, dengan kata lain dalam perencanaan teknik jalan baru, pekerjaan lapangan harus dapat menggabungkan berbagai aspek terutama aspek teknik dan ekonomi (ketersediaan dana).
Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi :
1. Data Penunjang
2. Survey Pendahuluan
3. Survey AMDAL
4. Survey Topografi
5. Survey Hydrografi
6. Survey Geoteknik
7. Survey Lalu Lintas
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing profesional yang saling menunjang.
1. Data Penunjang
Dalam tahap ini adalah data-data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagai referensi pada saat pelaksanaan survey. Kegiatan pengumpulan data penunjang atau studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan agar mudah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian lokasi dan gambaran Route Reconnaissance. Hal ini meliputi :
a. Peta lokasi antara lain ; (Peta Jaringan Jalan, Peta Topografi, Peta Geologi Regional, Photo Udara, Peta Rupa Bumi Google Earth).
b. Data dan Informasi, antara lain ; Data curah hujan, Transportasi menuju lokasi, biaya hidup dilokasi survey, Cuaca dan suhu dilokasi, dll.
c. Study Data, Route yang akan diplotkan pada peta dasar terdiri dari terdiri dari beberapa route sebagai alternatif.
2. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan mencakup 2 macam kegiatan yaitu :
a. Survey Rconnaissance
Dalam tahap ini adalah data-data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagai referensi pada saat pelaksanaan survey. Kegiatan pengumpulan data penunjang atau studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan agar mudah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian lokasi dan gambaran Route Reconnaissance. Hal ini meliputi :
a. Peta lokasi antara lain ; (Peta Jaringan Jalan, Peta Topografi, Peta Geologi Regional, Photo Udara, Peta Rupa Bumi Google Earth).
b. Data dan Informasi, antara lain ; Data curah hujan, Transportasi menuju lokasi, biaya hidup dilokasi survey, Cuaca dan suhu dilokasi, dll.
c. Study Data, Route yang akan diplotkan pada peta dasar terdiri dari terdiri dari beberapa route sebagai alternatif.
2. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan mencakup 2 macam kegiatan yaitu :
a. Survey Rconnaissance
Survey Route narsis sedikit sambil istirahat |
Maksud dari survey ini adalah untuk menetapkan route (sumbu jalan rencana) yang ideal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan agar hasil design dapat memenuhi unsur kenyamanan dan keamananpengguna jalan dan yang paling ekonomis. Tujuan dari survey reconnaissance ini untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan rencana (sepanjang route yang dipilih)
b. Pengumpulan Data
Sebelum kegiatan mobilisasi dilakukan sebaiknya diadakan persiapan dikantor agar kegiatan dilapangan dapat dilaksanakan secara efisien, diantaranya :
- Informasi : Pencapaian Lokasi, Kondisi umum medan, Akomodasi, Komunikasi, Logistik, dll
- Data Penunjang : Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Geologi, Data lainnya yg diperlukan
- Peralatan : Formulir Data, Kamera, Kompas, Clinometer, Altimeter, Pita Ukur Baja, Perlengkapan Camp, dan alat bantu lainnya.
Pelaksanaan pekerjaan hasil Survey Reconnaisance |
Reconnaissance adalah pemilihan route yang menghubungkan titik tetap, yaitu beberapa alur (area) dari titik awal survey sampai titik akhir survey. jadi bukan sekedar garis rencana sumbu jalan akan tetapi berupa koridor dengan lebar sesuai dengan kondisi terrain yang ada (ROW jalan)
ASPALT MIXING PLAN (AMP)
(1) AMP yang permanen,
dengan beberapa jenis cara produksinya.
(2) AMP yang portable (mudah
dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan
campuran aspal. Jika dilihat dari jenis
produksinya maka secara umum AMP terbagi menjadi tiga tipe yaitu :
(1) AMP tipe batch
(timbangan). (2) AMP tipe menerus (continous) (3) AMP tipe drum-mix.
Pada AMP tipe timbangan
mempunyai timbangan untuk agregat, timbangan untuk bahan pengisi (filler),
timbangan untuk aspal. Agregat panas, filler serta aspal yang telah ditimbang
tersebut di masukkan dan diaduk di dalam pugmill. Pada AMP tipe menerus maka gradasi
campuran didapat dengan pengaturan keluaran agregat bin panas yang dicampur
dengan kadar aspal yang diatur melalui pengaturan kecepatan pompa aspal.
Sedangkan pada AMP tipe drum maka agregat yang dikeringkan dan dipanaskan dalam
drum juga dicampur dengan aspal dengan mengatur kecepatan pompa aspal.
Screen Erection |
1. Bagian Utama AMP Tipe
Batch Dan AMP Tipe Continous
Bagian-bagian komponen dan pengoperasian dan AMP tipe batch dan
tipe continous secara garis besar hampir sama yaitu terdiri dari :
1.1 Sistem Pemasok
Agregat Dingin (Cold Aggregate Feeder) Sistem pemasok agregat dingin umumnya
digunakan pada unit produksi yang mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat
atau lebih bin (penampung material), bukaan atau pintu yang dapat disetel,
reciprocating feeder dan atau menggunakan ban pengangkut (conveyor belt)
feeder, dan material dingin pada ban pengangkut tersebut akan diteruskan oleh
sistem pengangkut (dryer elevator) menuju pengering. Pada jenis lain dipasang
bin yang terpisah, bukaan yang dapat diatur, dan sistem ban berjalan. Bukaan
pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat agregat dengan
kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula yang diminta.
1.2 Pengering (Dryer) Dari pemasok dingin maka
campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan
pada temperatur dan kelembaban yang diminta. Komponen yang terdapat pada sistem
pengering adalah :
- Silinder berputar
(pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan 305 cm dan mempunyai
panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm. - Ketel pengering (burner) yang berisi
gas atau minyak bakar untuk penyalaan.
- Kipas (fan) sebagai
bagian dari sistem pengumpul debu, tapi fungsii utamanya adalah untuk
memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum. Pada pengering
dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang melengkung atau
dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian sebelah
dalam silinder tersebut. Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting
flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif
serupa. Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui
gas panas pembakaran umumnya berbentuk "L". Jumlah, bentuk dan
susunan flights penting untuk efisiensi pengeringan. Bentuk pengering,
kecepatan putaran, diameter, panjang, jumlah, dan disain dari flight
mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan
di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator
panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di
akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik
ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data
temperatur agregat yang keluar dari sistem pengering.
1.3 Pengumpul Debu (Dust
Collector) Alat
pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara. Gas buang didorong
oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas buang
maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya dibawa
ke pengumpul debu. Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis kombinasi
pengumpul debu, yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus pada gas
buang lalu debu tersebut di transfer ke dalam bin untuk mineral filler,
pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya
dikembalikan ke bin panas melalui sistem pengatur udara (air lock damper),
pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih
lanjut dari gas buang setelah melalui pengumpul debu tipe cyclone atau
kombinasi lainnya untuk sistem pengumpul debu. Muatan udara yang berisi
partikel debu, asap, dan gas harus direduksi atau dikontrol sampai ambang batas
yang telah ditentukan oleh peraturan-peraturan mengenai dampak
Iingkungan untuk mencegah polusi pada atmosfir.
1.4 Unit Ayakan
(Screening Unit) Pada unit ayakan AMP tipe batch dan continous, agregat panas yang
dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring
dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran
tersebut dikirim ke dalam bin penampung agregat bergradasi. Kebanyakan AMP
memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar, yang biasanya terdiri dan
empat dek. Ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin
dihasilkan. Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan
menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu
pembuang. Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan
rusak atau robek, Jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti.
1.5 Bin Agregat
Bergradasi (Graded Aggregate Bins) AMP tipe batch dan tipe continous harus memiliki beberapa bin
agregat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Bin tersebut harus bersih dan
menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi untuk tipe campuran aspal yang
akan dihasilkan. Pembatas antar bin harus rapat dan kuat, tidak boleh
berlubang, serta mempunyai tinggi yang tepat untuk mencegah tercampurnya
agregat satu dengan agregat lainnya. Tiap bin harus dipasang saluran pipa untuk
membuang agregat yang berlebih dan bin. Pada bagian bawah dan tiap bin dipasang
dengan saluran atau bukaan sebagai pembuang yang dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis. Pada AMP tipe continous bukaan harus dapat disetel dan
dikunci di tempat untuk membenkan distribusi material yang menerus dan aliran
yang sama dari tiap bin ke dalam pencampur pugmill.
Detail Pondasi AMP |
1.6 Timbangan (Scales) Pada AMP tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat, timbangan bahan halus (filler), dan timbangan aspal. Pada AMP tipe batch, timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi. Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat. Urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan. Jika unit AMP akan beroperasi, sebaiknya skala timbangan dibersihkan, tiap bagian dicek, dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang. AMP sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar.
1.7 Pintu Pengatur Bin
Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bin Control Gates) Fungsi pintu pengatur
(bukaan) bin agregat dingin pada AMP tipe continous dan batch secara umum
adalah sama. Pada AMP tipe continous, proporsi dari ukuran agregat yang
terpisah diatur oleh bukaan pada sistem pemasok (feeder) yang dapat disetel
sehingga deposit agregat dapat secara langsung dialirkan ke dalam pugmill,
sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan menggunakan pompa meter yang
telah dikalibrasi. Sebelum proses produksi dimulai maka harus dilaksanakan
kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem pemasok. Kontraktor
harus mempunyai operating instruction manual" dari pabrik pembuatnya yang
dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari feeder, kapasitas
alir dari pompa aspal.
1.8 Unit Pengontrol Aspal
(Asphalt Cement Control Unit) Untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari aspal dalam campuran
dengan toleransi yang telah ditentukan dalam spesifikasi digunakan timbangan
atau meteran. Untuk itu jumlah
aliran atau debit dan aspal yang diberikan pada pencampur harus selalu diamati.
1.9 Pugmill Setelah ditimbang, maka
agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah
suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan
sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal. Waktu pencampuran harus
sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragam pada
semua butir agregat. Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan
degradasi pada agregat dan aspal terbakar. Setelah agregat masuk ke pugmill dan
suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi, akan diikuti oleh
pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill. Pencampur
pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk
mencampur, corong dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau
pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal, dan batang penyemprot aspal.
Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan
harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance)
antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali
ukuran maksinum agregat, karena kalau tidak, daerah sumbatan dapat bertambah
sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata.
1.10 Bin Penampung
(Storage Bins) Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang
didesain untuk maksud tersebut. Tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan
penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times). Penerimaan
berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan campuran
dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix
formula, dan bebas dari segregasi. Penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya
tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur.
Saturday, February 9, 2013
PERENCANAAN JALAN
Clearing Trase Jalan |
Jaringan jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian dan lainnya.
Perkembangan kapasitas maupun kwantitas kendaraan yang menghubungkan kota antar propinsi merupakan hal pendorong untuk pembangunan ruas jalan baru maupun peningkatan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan memerlukan metode efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselelamatan pengguna jalan.
Galian Trase Jalan |
TAHAPAN PERENCANAAN TEKNIK
Tahapan kegiatan perencanaan teknik ada beberapa tahap :
1. Pekerjaan Lapangan, meliputi semua survey yang diperlukan
a. Persiapan
b. Mobilisasi
c. Survey Route dan Pengumpulan Data
d. Pemilihan Route Alternatif
e. Route yang dipilih
f. Survey Detail Topografi, Hydrologi, Geoteknik & Material
g. Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survey topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
2. Tahap Analisis Data
a. Pemrosesan Data
b. Penggambaran
c. Pengujian Laboratorium
3. Tahapan Perencanaan Geometrik , meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan pertimbangan ekonomi, dan lainnya
a. Jarak pandang
b. Perencanaan alignement horizontal dan vertikal
Cut & Fill |
a. Pengelolaan Data Geoteknik dan Material untuk keperluan konstruksi perkerasan
b. Drainase Jalan
5. Perencanaan Perkerasan Jalan
a. Perkerasan Kaku
b. Perkerasan Lentur
6. Drainase Jalan
a. Analisis Hydrologi
b. Sistem dan Bangunan Drainase
c. Kebutuhan Material dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain)
7. Bangunan Pelengkap Jalan
a. Tembok Penahan Tanah
b. Rambu Laulintas, Guardraill, dll
8. Perkiraan Biaya meliputi :
a. Perhitungan Kuantitas
b. Analisa Harga Satuan
c. Dokument Pelelangan (tahap ke fisik)
Thursday, January 31, 2013
KEGIATAN JASA KONSTRUKSI
PT. Istaka Karya : Jembatan Plaga - Bali |
PT. Istaka Karya : Jembatan Barelang |
Kembali setelah mendapatkan SPK atau penunjukan sebagai pemenang maka kegiatan pelaksanaan proyek barulah dimulai. Menyusun organisasi proyek berikut pengisisan personalia yang cakap dan pengalaman (key person), gambar design dan spesifikasi mulai dijabarkan dalam gambar yang lebih detail (shop drawing) untuk pelaksanaan proyek dan menyusun jadwal urutan kegiatan proyek (construction planning) yang menyangkut kegiatan :
1. Menyusun metode konstruksi yang praktis dan Ekonomis
- Item pekerjaan yang dominan dan pekerjaan khusus
- Cara kerja/urutan pelaksanaan pekerjaan
- Dukungan perhitungan teknis
- Batasan batasan yang terkait dengan lingkungan (termasuk jam kerja)
- Cara penanganan material khusus (instruksi kerja spesifik)
2. Menetapkan sasaran usaha proyek, yaitu menyelesaikan pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak tetapi masih menghasilkan laba dan meningkatkan performance perusahaan.
3. Membuat Master AnggaranPelaksanaan Pekerjaan (MAPP) dan APP :
- Rekapitulasi 1 sesuai dengan Kode Akuntasi
- Rekapitulasi 2 sesuai Kontrak
- Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya dan semua macam pekerjaan
- Perincian dan Analisis Biaya Pekerjaan
- Perincian Biaya Peralatan
- Persiapan dan Penyelesaian
- Biaya Administrasi Proyek
- Biaya Rupa-rupa
- Biaya Bank
- Termasuk mengantisipasi kondisi-kondisi khusus bila ada
4. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan (schedule) yang mencakup :
- Uraian pekerjaan sampai detail (dapat dijabarkan sampai program mingguan)
- Volume dan bobot dalam % tiap kegiatan
4. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan (schedule) yang mencakup :
- Uraian pekerjaan sampai detail (dapat dijabarkan sampai program mingguan)
- Volume dan bobot dalam % tiap kegiatan
- Bar chart tiap kegiatan dengan angka-angka bobot atau volume yang harus dicapai dalam target mingguan/satuan waktu
- Baris paling bawah penjumlahan rencana vs progres
- Digambarkan kurva S rencana dan realisasi
5. Menyususn network planning
- Jadwal berbagai kegiatan yang saling terkait dan berurutan, digambarkan berupa jaringan kerja
- Jaringan kerja menggambarkan hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain, secara lengkap berupa suatu jaringan
6. Menyusun jadwal kebutuhan sumber daya alat
- Jumlah, jenis, type dan kapasitas alat yang diperlukan
- Asal peralatan (misal : sewa, beli, milik sendiri)
- Kondisi peralatan
7. Menyusun kebutuhan sumber daya manusia
- Tenaga inti sesuai struktur organisasi
- Tenaga kerja sesuai kebutuhan (waktu, jumlah dan kualifikasi)
8. Menyusun jadwal kebutuhan bahan / material
- Material spesifik/khusus
- Material lokal dan material import
- Jadwal penunjukan subkontraktor dan pemasok utama (suplier)
- Jadwal pengiriman dan penggunaanya
- Kebutuhan volume yang diperlukan
- Kewenangan pengadaan bahan
9. Perencanaan cash flow proyek
- Rencana pengeluaran dan penerimaan dana kerja diproyek
- Dimulai dari rencana penerimaan setelah dikurangi pajak (PPN, PPH, kewajiban proyek)
- Rencana pembebanan tiap minggu atau bulan
- Selisih penerimaan dan pembebanan (saldo)
- Sumber dana kerja (pinjaman bank, dll)
- Pengendalian pinjaman ditambah dengan bunga bank
- Rencana pembiayaan pelaksanaan proyek s/d selesai (remaining work) dan saldo akhir
- Monitoring margin proyek dengan mengevaluasi cash flow secara periodik
10. Menyusun Rencana K3
- Pembuatan safety plan (rencana K3)
- Pelaporan ke depnaker (bila disyaratkan)
- Wajib lapor ketenagakerjaan (bila disyaratkan)
- Identifikasi sumber bahaya, resiko dan upaya pencegahan
- Ijin kerja lembur
- Pendaftaran ke Astek
- Pembentukan unit K3 proyek (bila disyaratkan)
Thursday, January 17, 2013
KALENDERING PEMANCANGAN
Skala pipa & pemancangan |
Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan
pemancangan tiang pancang (beton maupun pipa baja) untuk mengetahui daya
dukung tanah secara empiris melalui perhitungan yang dihasilkan oleh
proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini bisa berupa diesel
hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam proses
pemancangan tiang pancang merupakan item wajib yang harus dilaksanakan
dan menjadikan laporan untuk proyek. Sebagai tambahan selain kalendering
dilakukan pengecekan dengan PDA test. Perhitungan kalendering
menghasilkan output yang berupa daya dukung tanah dalam Ton.
Sebelum
dilaksanakan kalendering basanya juga dilakukan monitoring pemukulan
saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan
total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan
kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang
diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda
misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakanterlebih
dahulu counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan
totalnya.
Sebenarnya
metode pelaksanaan kalendering hanyalah sederhana. Alat yang disediakan
cukup spidol, kertas milimeterblock, selotip, dan kayu pengarah spidol
agar selalu pada posisinya. Alat tersebut biasanya juga telah disediakan
oleh subkon pancang. Dan pelaksanannya pun merupakan bagian dari
kontrak pemancangan. Pelaksanaanya dilakukan pada saat 10 pukulan
terakhir. Kapan saat dilaksanakan kalendering adalah saat hampir
mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan
terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa
faktor lain tergantung kondisi dilapangan.
Tahapan pelaksanaanya yaitu :
1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
4. Menjalankan pemukulan / pemancangan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan (bantuan counter).
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya
Metode pelaksanaan kalendering ini telah dilaksanakan pada proyek yang pernah saya laksanakan, data grafik dan perhitungan (bersambung..)
Referensi : Teknik konstruksi
1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
4. Menjalankan pemukulan / pemancangan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan (bantuan counter).
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya
Ploting kalendering |
Referensi : Teknik konstruksi
BANJIR JAKARTA
Bendungan Katulampa |
Bundaran HI |
Hujan sepanjang hari di DKI Jakarta mengakibatkan banjir pada daerah /jalur strategis : Tamrin, Bundaran HI, bahkan sampai Istana Negara Tanah Abang, Kampung Melayu dan masih banyak daerah lainnya. Alhamdulillah mess dan kantor di daerah pondok pinang Jakarta Selatan, masih dalam kondisi aman. Aktivitas dikantor hari ini banyak memantau/melihat dari media televisi/internet perkembangan banjir di DKI Jakarta, yang diberitakan mulai pukul 06.00 WIB sampai menulis ini media masa memantau lokasi-lokasi rawan banjir. Mudahan tidak terjadi bencana besar dan tidak ada korban manusia. Sebuah PR bagi aparat pemerintah untuk saling bekerjasama menuntaskan permasalahan yang setiap tahun muncul di DKI. Kedepan mungkin diperlukan pendidikan moral sejak dini mulai tingkat dasar untuk menjaga kebersihan lingkungan minimal disekitar kita tinggal, sedangkan terkait kondisi alam dan lokasi sepanjang DAS Ciliwung dan Pesanggrahan diperlukan program brilian dari pakar-pakar peneliti, perencana konstruksi, tata kota dan aparat pemerintahan saling kolaborasi untuk konsentrasi pada paket-paket pekerjaan penanggulangan banjir, dan kemacetan. Dua permasalahan khusus secara bertahap yang harus dituntaskan. Selamat berjuang membenahi DKI Jakarta.. Good Luck..!!
Ada yang action di jalan Tamrin |
Berenang dijalan. Enggano |
Pengalaman pribadi sedikit narsis :
Korban Banjir 2007 jalan kaki |
Korban Banjir ada yang pikul dokumen (Sam Dendy Sam Jack, Sam Saiful) |
Sampai di Gambir melepas lelah (Sam Dendy, Sam Jack & AgoesS) |
Siap berangkat dengan Sam Syaiful.. Yessss..!! |
Subscribe to:
Posts (Atom)