Tuesday, July 30, 2013

TOL BENOA - NUSA DUA BALI


TOL dari Nusa Dua
Pembangunan fisik proyek jembatan tol Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai-Benoa sepanjang 12,7 km rampung dikerjakan.

PT Jasa Marga (Tbk) memastikan, jalan tol yang dibangun di atas laut itu akan resmi beroperasi saat berlangsungnya Konferensi APEC di Nusa Dua, Bali, Oktober 2013.

Dinamakan jembatan tol, karena dari panjang jalan tol 12,7 km, sekitar 10 km berada di atas laut. Ibnu mengatakan, panjang jembatan tol Bali ini akan menjadi yang pertama di Indonesia dan panjangnya hampir menyamai Penang Bridge di Malaysia (13,5 km) maupun Union Bridge di Kanada (12,9 km).

"Desain dan konstruksinya dikerjakan 100% oleh putra-putri terbaik bangsa sekitar 3.000 pekerja, dan dapat diselesaikan dalam waktu 14 bulan. Lebih cepat dari rencana awal 18 bulan," ungkapnya.

Tidak hanya desain dan konstruksi, biaya investasi jembatan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa senilai Rp2,4 triliun didapatkan 30% dari dana internal perusahaan dan 70% dari pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri.

"Berbeda dengan jembatan Suramadu yang dibiayai dengan pinjaman luar negeri dan APBN.

Arah Bandara Ngurah Rai & Sanur

Abdul Hadi, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengutarakan, pembangunan jembatan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Bali dilatarbelakangi oleh parahnya kemacetan terutama saat musim liburan.

Saat ini, masyarakat dari arah Denpasar, Kuta, atau Bandara Ngurah Rai yang akan menuju Nusa Dua hanya melalui Jalan Raya Bypass Ngurah Rai yang telah beroperasi sejak 1960. Menurut suatu survei, jumlah kendaraan roda empat atau lebih yang melintas di sana setiap hari mencapai lebih dari 56 ribu.

Butuh satu jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke Nusa Dua. Sementara, dari Nusa Dua ke Benoa mencapai 2 jam. Jembatan tol ini akan memangkas waktunya menjadi hanya 15 menit.

Jembatan tol ini akan menjadi jalan tol pertama di Provinsi Bali. Sama seperti di jalan tol Jembatan Suramadu, jalur motor di tol Nusa Dua- Bandara Ngurah Rai-Tanjung Benoa akan berada di sisi pinggir tol tersebut.

"Kami prediksi jembatan tol ini nantinya akan dilalui oleh sedikitnya 38 ribu kendaraan roda empat dan dua. BEP dalam waktu 7-8 tahun. Diharapkan lebih cepat jadi bisa beri dividen ke pemerintah. Usia jembatan tol bisa bertahan hingga 50 tahun,"

Tarif diberlakukan sistem terbuka (sekali bayar keluar dimana saja) sebesar Rp10 ribu untuk kendaraan roda empat dan Rp4 ribu untuk roda dua.

Jalan tol ini dibangun oleh anak perusahaan, PT Jasa Marga Bali Tol (persero) yang memiliki konsesi pengelolaan selama 45 tahun. Perusahaan tersebut, merupakan gabungan konsensi dari tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Susunan kepemilikannya masing-masing adalah PT Jasa Marga (persero) Tbk 60%, PT Pelindo III (persero) 20%, PT Angkasa Pura I (persero) 10%, PT Wijaya Karya (persero) Tbk 5%, PT Adhi Karya (persero) Tbk 2%, PT Hutama Karya (persero) Tbk 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (persero) 1%.

"Keikutsertaan Pemprov Bali dan Pemkab Badung dalam kepemilikan saham sedang dalam proses kajian Kementerian PU," papar Abdul.

Jasa Marga Bali Tol memiliki tanggung jawab pengelolaan mencakup perencanaan konstruksi, mencari pendanaan, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan.

Ref  : Metronews