Friday, March 1, 2013

PERENCANAAN JALAN

Survey Trase Jalan (ceck PI)
Pembangunan jalan baru sesuai klasifikasinya ( Jalan Lokal, Kolektor, Arteri ataupun bebas hambatan (TOL) diperlukan secara teknik dalam perencanaan terkait dengan alignement dan kondisi tanah dasar (rencana subgrade) yang memenuhi syarat/ketentuan design, maka dalam perencanaan teknik jalan baru diperlukan pekerjaan lapangan (survey).
Pekerjaan lapangan mencakup keseluruhan kegiatan survey dan investivigasi lapangan untuk memperoleh data-data akurat yang diperlukan dalam perencanaan teknik, yaitu  :

-  Alinemen Jalan (Road Alignement)
-  Sarana Drainase ( Highway Drainage) 
-  Tanah Dasar dan Bahan Konstruksi Jalan (Subgrade dan Highway materials)
Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan sebelum melakukan kegiatan lapangan, khusus dalam proses perencanaan teknik jalan raya yang baru adalah aspek sosial ekonomi dan budaya penduduk setempat, sehingga pembangunan jalan raya yang baru akan memberikan dampak positif bagi penduduk sekitarnya.
Selain itu perlu pula diperhatikan aspek lingkungan setempat yang diharapkan tidak merusak ekosistem daerah sekitarnya, dengan pertimbangan juga efisiensi, dengan kata lain dalam perencanaan teknik jalan baru, pekerjaan lapangan harus dapat menggabungkan berbagai aspek terutama aspek teknik dan ekonomi (ketersediaan dana).
Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi :
1.  Data Penunjang
2.  Survey Pendahuluan
3.  Survey AMDAL
4.  Survey Topografi
5.  Survey Hydrografi
6.  Survey Geoteknik
7.  Survey Lalu Lintas
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing profesional yang saling menunjang.
1. Data Penunjang
Dalam tahap ini adalah data-data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagai referensi pada saat pelaksanaan survey. Kegiatan pengumpulan data penunjang atau studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan agar mudah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian lokasi dan gambaran Route Reconnaissance. Hal ini meliputi  :
a. Peta lokasi antara lain ; (Peta Jaringan Jalan, Peta Topografi, Peta Geologi Regional, Photo Udara, Peta Rupa Bumi Google Earth).
b. Data dan Informasi, antara lain ; Data curah hujan, Transportasi menuju lokasi, biaya hidup dilokasi survey, Cuaca dan suhu dilokasi, dll.
c. Study Data, Route yang akan diplotkan pada peta dasar terdiri dari terdiri dari beberapa route sebagai alternatif.

2. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan mencakup 2 macam kegiatan yaitu :
a. Survey Rconnaissance

Survey Route narsis sedikit sambil istirahat

Maksud dari survey ini adalah untuk menetapkan route (sumbu jalan rencana) yang ideal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan agar hasil design dapat memenuhi unsur kenyamanan dan keamananpengguna jalan dan yang paling ekonomis. Tujuan dari survey reconnaissance ini untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan rencana (sepanjang route yang dipilih)
b. Pengumpulan Data
 Sebelum kegiatan mobilisasi dilakukan sebaiknya diadakan persiapan dikantor agar kegiatan dilapangan dapat dilaksanakan secara efisien, diantaranya  :
- Informasi  : Pencapaian Lokasi, Kondisi umum medan, Akomodasi, Komunikasi, Logistik, dll
- Data Penunjang : Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Geologi, Data lainnya yg diperlukan
- Peralatan  : Formulir Data, Kamera, Kompas, Clinometer, Altimeter, Pita Ukur Baja, Perlengkapan Camp, dan alat bantu lainnya.


Pelaksanaan pekerjaan hasil Survey Reconnaisance

Reconnaissance adalah pemilihan route yang menghubungkan titik tetap, yaitu beberapa alur (area) dari titik awal survey sampai titik akhir survey. jadi bukan sekedar garis rencana sumbu jalan akan tetapi berupa koridor dengan lebar sesuai dengan kondisi terrain yang ada (ROW jalan)


ASPALT MIXING PLAN (AMP)

 Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi menjadi dua tipe yaitu :
(1) AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya. 
(2) AMP yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal. Jika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP terbagi menjadi tiga tipe yaitu :



(1) AMP tipe batch (timbangan). (2) AMP tipe menerus (continous) (3) AMP tipe drum-mix.
Pada AMP tipe timbangan mempunyai timbangan untuk agregat, timbangan untuk bahan pengisi (filler), timbangan untuk aspal. Agregat panas, filler serta aspal yang telah ditimbang tersebut di masukkan dan diaduk di dalam pugmill. Pada AMP tipe menerus maka gradasi campuran didapat dengan pengaturan keluaran agregat bin panas yang dicampur dengan kadar aspal yang diatur melalui pengaturan kecepatan pompa aspal. Sedangkan pada AMP tipe drum maka agregat yang dikeringkan dan dipanaskan dalam drum juga dicampur dengan aspal dengan mengatur kecepatan pompa aspal. 
Screen Erection
1. Bagian Utama AMP Tipe Batch Dan AMP Tipe Continous  
Bagian-bagian komponen dan pengoperasian dan AMP tipe batch dan tipe continous secara garis besar hampir sama yaitu terdiri dari :
 
1.1 Sistem Pemasok Agregat Dingin (Cold Aggregate Feeder) Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung material), bukaan atau pintu yang dapat disetel, reciprocating feeder dan atau menggunakan ban pengangkut (conveyor belt) feeder, dan material dingin pada ban pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryer elevator) menuju pengering. Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah, bukaan yang dapat diatur, dan sistem ban berjalan. Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula yang diminta.

1.2 Pengering (Dryer) Dari pemasok dingin maka campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur dan kelembaban yang diminta. Komponen yang terdapat pada sistem pengering adalah :
- Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan 305 cm dan mempunyai panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm. - Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan.
- Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu, tapi fungsii utamanya adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum. Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian sebelah dalam silinder tersebut. Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif serupa. Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas panas pembakaran umumnya berbentuk "L". Jumlah, bentuk dan susunan flights penting untuk efisiensi pengeringan. Bentuk pengering, kecepatan putaran, diameter, panjang, jumlah, dan disain dari flight mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data temperatur agregat yang keluar dari sistem pengering.

1.3 Pengumpul Debu (Dust Collector) Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara. Gas buang didorong oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas buang maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya dibawa ke pengumpul debu. Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis kombinasi pengumpul debu, yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus pada gas buang lalu debu tersebut di transfer ke dalam bin untuk mineral filler, pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya dikembalikan ke bin panas melalui sistem pengatur udara (air lock damper), pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih lanjut dari gas buang setelah melalui pengumpul debu tipe cyclone atau kombinasi lainnya untuk sistem pengumpul debu. Muatan udara yang berisi partikel debu, asap, dan gas harus direduksi atau dikontrol sampai ambang batas yang telah ditentukan oleh peraturan-peraturan mengenai dampak Iingkungan untuk mencegah polusi pada atmosfir.

1.4 Unit Ayakan (Screening Unit) Pada unit ayakan AMP tipe batch dan continous, agregat panas yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran tersebut dikirim ke dalam bin penampung agregat bergradasi. Kebanyakan AMP memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar, yang biasanya terdiri dan empat dek. Ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin dihasilkan. Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu pembuang. Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan rusak atau robek, Jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti.

1.5 Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bins) AMP tipe batch dan tipe continous harus memiliki beberapa bin agregat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Bin tersebut harus bersih dan menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi untuk tipe campuran aspal yang akan dihasilkan. Pembatas antar bin harus rapat dan kuat, tidak boleh berlubang, serta mempunyai tinggi yang tepat untuk mencegah tercampurnya agregat satu dengan agregat lainnya. Tiap bin harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dan bin. Pada bagian bawah dan tiap bin dipasang dengan saluran atau bukaan sebagai pembuang yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Pada AMP tipe continous bukaan harus dapat disetel dan dikunci di tempat untuk membenkan distribusi material yang menerus dan aliran yang sama dari tiap bin ke dalam pencampur pugmill.

Exhaust Erection


Detail Pondasi AMP

1.6 Timbangan (Scales) Pada AMP tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat, timbangan bahan halus (filler), dan timbangan aspal. Pada AMP tipe batch, timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi. Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat. Urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan. Jika unit AMP akan beroperasi, sebaiknya skala timbangan dibersihkan, tiap bagian dicek, dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang. AMP sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar.

1.7 Pintu Pengatur Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bin Control Gates) Fungsi pintu pengatur (bukaan) bin agregat dingin pada AMP tipe continous dan batch secara umum adalah sama. Pada AMP tipe continous, proporsi dari ukuran agregat yang terpisah diatur oleh bukaan pada sistem pemasok (feeder) yang dapat disetel sehingga deposit agregat dapat secara langsung dialirkan ke dalam pugmill, sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan menggunakan pompa meter yang telah dikalibrasi. Sebelum proses produksi dimulai maka harus dilaksanakan kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem pemasok. Kontraktor harus mempunyai operating instruction manual" dari pabrik pembuatnya yang dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari feeder, kapasitas alir dari pompa aspal.

1.8 Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control Unit) Untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari aspal dalam campuran dengan toleransi yang telah ditentukan dalam spesifikasi digunakan timbangan atau meteran. Untuk itu jumlah aliran atau debit dan aspal yang diberikan pada pencampur harus selalu diamati.
 
1.9 Pugmill Setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal. Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragam pada semua butir agregat. Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal terbakar. Setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi, akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill. Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur, corong dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal, dan batang penyemprot aspal. Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat, karena kalau tidak, daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata.
 
1.10 Bin Penampung (Storage Bins) Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang didesain untuk maksud tersebut. Tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times). Penerimaan berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan campuran dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix formula, dan bebas dari segregasi. Penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur.

 

Saturday, February 9, 2013

PERENCANAAN JALAN

Clearing Trase Jalan
Jaringan jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian dan lainnya.
Perkembangan kapasitas maupun kwantitas kendaraan yang menghubungkan kota antar propinsi merupakan hal pendorong untuk pembangunan ruas jalan baru maupun peningkatan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan memerlukan metode efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselelamatan pengguna jalan.

Galian Trase Jalan

TAHAPAN PERENCANAAN TEKNIK

Tahapan kegiatan perencanaan teknik ada beberapa tahap :
1.  Pekerjaan Lapangan, meliputi semua survey yang diperlukan
     a.  Persiapan
     b.  Mobilisasi
     c.  Survey Route dan Pengumpulan Data
     d.  Pemilihan Route Alternatif
     e.  Route yang dipilih
     f.  Survey Detail Topografi, Hydrologi, Geoteknik & Material
     g.  Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survey topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
2.  Tahap Analisis Data
     a.  Pemrosesan Data 
     b.  Penggambaran
     c.  Pengujian Laboratorium
3.  Tahapan Perencanaan Geometrik , meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan pertimbangan ekonomi, dan lainnya
     a.  Jarak pandang
     b.  Perencanaan alignement horizontal dan vertikal


Cut & Fill 
4.  Geoteknik dan Material Jalan
     a.  Pengelolaan Data Geoteknik dan Material untuk keperluan konstruksi perkerasan
     b.  Drainase Jalan
5.  Perencanaan Perkerasan Jalan
     a.  Perkerasan Kaku
     b.  Perkerasan Lentur
6.  Drainase Jalan
     a.  Analisis Hydrologi
     b.  Sistem dan Bangunan Drainase
     c.  Kebutuhan Material dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain)
7.  Bangunan Pelengkap Jalan
     a.  Tembok Penahan Tanah
     b.  Rambu Laulintas, Guardraill, dll
8.  Perkiraan Biaya meliputi :
     a.  Perhitungan Kuantitas    
     b.  Analisa Harga Satuan
     c.  Dokument Pelelangan (tahap ke fisik)

Thursday, January 31, 2013

KEGIATAN JASA KONSTRUKSI



PT. Istaka Karya : Jembatan Plaga - Bali
Sudah beberapa tahun bekerja di bidang Jasa Konstrusksi pengen mengingat kembali beberapa hal penting dalam kegiatan jasa konstruksi tersebut, berdasarkan pengalaman, belajar dan referensi lainnya untuk memudahkan dan mempertajam dalam pengelolaannya.  Kegiatan pokok perusahaan Industri Jasa Konstruksi (Kontraktor) dimulai dari kegiatan pemasaran yang terdiri dari serangkaian kegiatan fungsional, mencari informasi baik di mass media atau dari klien atau mitra kerja, melakukan presentasi/promosi, mengikiti prakualifikasi tender, mendapatkan dokumen tender, mempelajsri dokumen tender, mengikuti rapat penjelasan baik dikantor dan peninjauan ke lapangan lokasi proyek (aan wijzing), menyusun rincian pekerjaan (work breakdown structure/WBS), mempelajari spesifikasi bahan, membuat perhitungan volume dan harga satuan pekerjaan berdasarkan WBS dan informasi yand didapat, menyusun metode konstruksi, menyusun jadwal kebutuhan sumber daya peralatan konstruksi yang akan dipakai, menyususn jadwal atau schedule bahan dan sebagainya, hingga dapat harga penawaran yang kompetitif dan realistik yang akhirnya kita dapat memenangkan tender dan mendapatkan SPK atau kontrak pekerjaan.
PT. Istaka Karya : Jembatan Barelang
Bidang kontraktor merupakan bisnis yang tidak mudah dijalankan, bahkan merupakan bisnis yang beresiko. Karena disamping menuntut kemampuan teknis juga diperlukan kemampuan manajerial yang tinggi untuk mengelola sumberdaya alat, bahan, manusia serta sumber daya cash flow hingga menjadi wujud konstruksi sesuai dengan gambar, mengikuti mutu dan waktu yang dipersyaratkan dalam kontrak.

Kembali setelah mendapatkan SPK atau penunjukan sebagai pemenang maka kegiatan pelaksanaan proyek barulah dimulai. Menyusun organisasi proyek berikut pengisisan personalia yang cakap dan pengalaman (key person), gambar design dan spesifikasi mulai dijabarkan dalam gambar yang lebih detail (shop drawing) untuk pelaksanaan proyek dan menyusun jadwal urutan kegiatan proyek (construction planning) yang menyangkut kegiatan :


1. Menyusun metode konstruksi yang praktis dan Ekonomis 
     -  Item pekerjaan yang dominan dan pekerjaan khusus
     -  Cara kerja/urutan pelaksanaan pekerjaan
     -  Dukungan perhitungan teknis 
     -  Batasan batasan yang terkait dengan lingkungan (termasuk jam kerja)
     -  Cara penanganan material khusus (instruksi kerja spesifik)
2. Menetapkan sasaran usaha proyek, yaitu menyelesaikan pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak tetapi masih menghasilkan laba dan meningkatkan performance perusahaan.
3. Membuat Master AnggaranPelaksanaan Pekerjaan (MAPP) dan APP  :
    -  Rekapitulasi 1 sesuai dengan Kode Akuntasi
    -  Rekapitulasi 2 sesuai Kontrak
    -  Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya dan semua macam pekerjaan
    -  Perincian dan Analisis Biaya Pekerjaan 
    -  Perincian Biaya Peralatan
    -  Persiapan dan Penyelesaian
    -  Biaya Administrasi Proyek
    -  Biaya Rupa-rupa
    -  Biaya Bank
    -  Termasuk mengantisipasi kondisi-kondisi khusus bila ada
4. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan (schedule) yang mencakup :
    -  Uraian pekerjaan sampai detail (dapat dijabarkan sampai program mingguan)
    -  Volume dan bobot dalam % tiap kegiatan
    -  Bar chart tiap kegiatan dengan angka-angka bobot atau volume yang harus dicapai dalam target  mingguan/satuan waktu
    -  Baris paling bawah penjumlahan rencana vs progres
    -  Digambarkan kurva S rencana dan realisasi
5. Menyususn network planning 
    -  Jadwal berbagai kegiatan yang saling terkait dan berurutan, digambarkan berupa jaringan kerja
    -  Jaringan kerja menggambarkan hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain, secara lengkap berupa suatu jaringan
6. Menyusun jadwal kebutuhan sumber daya alat
    -  Jumlah, jenis, type dan kapasitas alat yang diperlukan
    -  Asal peralatan (misal  : sewa, beli, milik sendiri)
    -  Kondisi peralatan
7. Menyusun kebutuhan sumber daya  manusia
    -  Tenaga inti sesuai struktur organisasi
    -  Tenaga kerja sesuai kebutuhan (waktu, jumlah dan kualifikasi)
8.  Menyusun jadwal kebutuhan bahan / material
    -  Material spesifik/khusus
    -  Material lokal dan material import
    -  Jadwal penunjukan subkontraktor dan pemasok utama (suplier)
    -  Jadwal pengiriman dan penggunaanya 
    -  Kebutuhan volume yang diperlukan
    -  Kewenangan pengadaan bahan 
9.  Perencanaan cash flow proyek
    -  Rencana pengeluaran dan penerimaan dana kerja diproyek
    -  Dimulai dari rencana penerimaan setelah dikurangi pajak (PPN, PPH, kewajiban proyek)
    -  Rencana pembebanan tiap minggu atau bulan
    -  Selisih penerimaan dan pembebanan (saldo)
    -  Sumber dana kerja (pinjaman bank, dll)
    -  Pengendalian pinjaman ditambah dengan bunga bank
    -  Rencana pembiayaan pelaksanaan proyek s/d selesai (remaining work) dan saldo akhir 
    -  Monitoring margin proyek dengan mengevaluasi cash flow secara periodik
10. Menyusun Rencana K3
      -  Pembuatan safety plan (rencana K3)
      -  Pelaporan ke depnaker (bila disyaratkan)
      -  Wajib lapor ketenagakerjaan (bila disyaratkan)
      -  Identifikasi sumber bahaya, resiko dan upaya pencegahan
      -  Ijin kerja lembur
      -  Pendaftaran ke Astek
      -  Pembentukan unit K3 proyek (bila disyaratkan)
        


Thursday, January 17, 2013

KALENDERING PEMANCANGAN

Skala pipa & pemancangan
Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan pemancangan tiang pancang (beton maupun pipa baja) untuk mengetahui daya dukung tanah secara empiris melalui perhitungan yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini bisa berupa diesel hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam proses pemancangan tiang pancang merupakan item wajib yang harus dilaksanakan dan menjadikan laporan untuk proyek. Sebagai tambahan selain kalendering dilakukan pengecekan dengan PDA test. Perhitungan kalendering menghasilkan output yang berupa daya dukung tanah dalam Ton. 
Sebelum dilaksanakan kalendering basanya juga dilakukan monitoring pemukulan saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakanterlebih dahulu counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya.
Sebenarnya metode pelaksanaan kalendering hanyalah sederhana. Alat yang disediakan cukup spidol, kertas milimeterblock, selotip, dan kayu pengarah spidol agar selalu pada posisinya. Alat tersebut biasanya juga telah disediakan oleh subkon pancang. Dan pelaksanannya pun merupakan bagian dari kontrak pemancangan. Pelaksanaanya dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir. Kapan saat dilaksanakan kalendering adalah saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa faktor lain tergantung kondisi dilapangan.

Tahapan pelaksanaanya yaitu :  
1.  Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2.  Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
4.  Menjalankan pemukulan / pemancangan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan (bantuan counter).
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil 
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya


Ploting kalendering
Metode pelaksanaan kalendering ini telah dilaksanakan pada proyek yang pernah saya laksanakan, data grafik dan perhitungan (bersambung..)

Referensi : Teknik konstruksi 

BANJIR JAKARTA

Bendungan Katulampa 
Bundaran HI
Hujan sepanjang hari di DKI Jakarta mengakibatkan banjir pada daerah /jalur strategis : Tamrin, Bundaran HI, bahkan sampai Istana Negara Tanah Abang, Kampung Melayu dan masih banyak daerah lainnya. Alhamdulillah mess dan kantor di daerah pondok pinang Jakarta Selatan, masih dalam kondisi aman. Aktivitas dikantor hari ini banyak memantau/melihat dari media televisi/internet perkembangan banjir di DKI Jakarta, yang diberitakan mulai pukul 06.00 WIB sampai menulis ini media masa memantau lokasi-lokasi rawan banjir. Mudahan tidak terjadi bencana besar dan tidak ada korban manusia. Sebuah PR bagi aparat pemerintah untuk saling bekerjasama menuntaskan permasalahan yang setiap tahun muncul di DKI. Kedepan mungkin diperlukan pendidikan moral sejak dini mulai tingkat dasar untuk menjaga kebersihan lingkungan minimal disekitar kita tinggal, sedangkan terkait kondisi alam dan lokasi sepanjang DAS Ciliwung dan Pesanggrahan diperlukan program brilian dari pakar-pakar peneliti, perencana konstruksi, tata kota dan aparat pemerintahan  saling kolaborasi untuk konsentrasi pada paket-paket pekerjaan penanggulangan banjir, dan kemacetan. Dua permasalahan khusus secara bertahap yang harus dituntaskan. Selamat berjuang membenahi DKI Jakarta.. Good Luck..!!


Ada yang action di jalan Tamrin

Berenang dijalan. Enggano










Pengalaman pribadi sedikit narsis  :

Korban Banjir 2007 jalan kaki
Korban Banjir ada yang pikul dokumen (Sam Dendy
Sam Jack, Sam Saiful)
Selesai ada meeting di kantor pusat di kawasan Blok-M Jakarta Selatan, akan kembali ke Surabaya berempat : Agus Setiawan, Syaiful Anam, Dendy Suharyoko, Yudi Jack Priono. Perjalanan berangkat dari Blok-M menuju Bandara Sukarno Hatta, sampai di daerah kapuk jalan tol macet total, ternyata banjir (belum ada Tol Sediatmo), akhirnya setelah sidang paripurna berempat diputuskan naik kereta api dari gambir. Taxi keluar tol dan putar arah menuju gambir via tol gate ancol. Setelah keluar tol ternyata lokasi sepanjang jalan gunung sahari banjir, transportasi lumpuh total. Selanjutnya sidang paripurna lagi berempat diputuskan naik bajaj.. Hee..hee..hee.. satu bajaj berdua Alhamdulillah.. bajaj melalui jalan garuda untuk menghindari banjir di gunung sahari. setelah melewati rel kereta api ternyata tidak bisa dilalui juga.. Ampun....Ampun..???? dan langsung di ketok palu tanpa sidang jalan kaki sampai ke stasiun gambir.. sampai digambir celana yang basah 50 % sampai mengering.....ha.ha..haaa.. Sesampai di gambir kita nikmati minuman dingai dan snack sambil menunggu jadwal keberangkatan Kereta Api Argo Anggrek Jakarta - Surabaya pukul : 18.00 WIB. Setelah beberapa saat sampai di gambir mendadak Sam Dendy dapat telp dari kantor pusat agar kembali lagi mempersiapkan meeting /presentasi dengan pihak owner besok paginya di jakarta, karena tugas dan loyalitas pada perusahaan Sam Dendy akhirnya kembali lagi ke kantor, sekitar pukul 17.30 WIB bertiga naik ke lantai 2 stasiun gambir persiapan berangkat.

Sampai di Gambir melepas lelah (Sam Dendy, Sam Jack & AgoesS)


 Siap berangkat dengan Sam Syaiful.. Yessss..!!
Alhamdulillah....perjalanan selama 12 jam selamat sampai tempat tujuan Surabaya. (Exciting Experience)



Tuesday, January 15, 2013

JENIS PIPA INDUSTRI

Piping atau pemipaan adalah pekerjaan yang akan selalu ditemukan dalam sebuah proyek - proyek  sipil, migas dan fasilitas industri, dll.

Material Pipa
Secara umum, pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yang relatif panjang, memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat ataupun materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut dapat berupa cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran yang sangat halus.
Bahan penyusun pipa yang digunakan pun sangat beragam dan tergantung kebutuhannya, mulai dari beton, kaca, timah, kuningan, tembaga, plastik, alumunium, baja tuang, baja karbon, dan baja alloy. Penggunaan material tersebut sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena setiap material memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Namun karena pembahasan kali ini lebih ke arah pemipaan migas dan industri, maka bahan penyusun pipa yang paling banyak digunakan adalah baja karbon (carbon steel).

Proses pembuatan
Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana juga metode tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa tersebut,(carbon steel) yang digunakan untuk bidang migas dan industri. ketiga metode itu adalah metode Seamless pipe, butt-welded pipe, dan spiral welded pipe.


3 Jenis pipa baja karbon

Seamless Pipe
Seamless pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam praktek pembuatannya, seamless pipe memang merupakan pipa yang dibentuk tanpa membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang pernah terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini dibuat dari baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh, biasa disebut billet.


Ilustrasi pembuatan seamless pipe


manufaktur seamless pipe di pabrik.

Pada gambar tersebut, ditunjukkan sebuah besi pejal (billet) di apit dan di roll oleh Sizing rolls –merupakan roller pembentuk diameter luar- dan dilubangi oleh mandrel.
Dengan metode pembuatan tanpa join tersebut, pipa yang dihasilkan dapat lebih baik karena kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area permukaan pipa. Selain itu, ketebalan dengan menggunakan metode ini, pipa yang memiliki ketebalan berapapun memungkinkan untuk diproduksi.
 
Butt-welded Pipe atau Straight welded pipe
Atau disebut juga sebagai pipa UOE. bahan baku pembuatan pipa ini adalah pelat baja dengan bentuk profil strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi pipa dengan melengkungkan pipa tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll pembentuk (shaper roll) sehingga membentuk pipa sebuah pipa. Celah pertemuan kedua sisi pelat strip tersebut kemudian di las memanjang sehingga membentuk sebuah pipa tanpa celah. Detail pembuatan butt-welded pipe ditunjukkan pada gambar dibawah.



metode fabrikasi pipa straight welded pipe


pipa straight welded

Pipa ini memiliki keunggulan dimana kualitas dari dinding pipa sangat mudah untuk dikontrol dan memiliki ketebalan yang seragam. Hal ini disebabkan karena pipa ini berasal dari pelat strip yang pembuatannya relative sangat mudah untuk dikontrol kualitas dan ketebalan pelatnya, sehingga hasil saat dibuat menjadi pipa pun relative sama baiknya dengan kualitas pelatnya sebelum jadi. Selain itu, apabila dibutuhkan pipa menerus yang cukup panjang, pipa ini memiliki keunggulan karena mudah untuk difabrikasi.
Namun didalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam bentuk elbow. Pipa jenis ini dihindari sebagai pipa panjang karena memilik kelemahan pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya, dimana memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang pipa tersebut.

Spiral Welded Pipe
Dalam pasaran Indonesia biasa disebut pipa spiral, ada juga yang menyebutnya pipa casing. Meskipun namanya demikian, bukan berarti pipa ini berbentuk spiral, namun lebih merujuk kepada bahan baku pembuatannya yang merupakan pelat baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung sehingga membentuk sebuah pipa.


skema pembuatan pipa spiral



 manufaktur spiral pipe

Dalam system perpipaan, jenis pipa ini sangat dibatasi penggunaannya hanya untuk kebutuhan pipa dengan tekanan rendah karena ketipisannya. Bahkan dalam industri migas, pipa ini tidak digunakan dalam system pipa bertekanan, kebanyakan hanya digunakan sebagai casing untuk pondasi, atau pun sebagai pipe support. Keuntungan pipa ini adalah dapat dibuat menjadi sangat besar dengan mudah. Namun pipa ini memiliki kelemahan dimana ketebalan untuk dapat membuat spiral cukup terbatas, sehingga pipa ini relative tipis. Selain itu, jumlah sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi pengelasan menjadi lebih banyak -jauh lebih banyak dari pada straight welded pipe- apabila akan digunakan sebagai pipa bertekanan. (frz)

Referensi : Fachreza Akbar

Penggunaan Spiral Welded Pipe 

Penempatan (space) Steel Pipe
Pemancangan Pipa Spiral

Jenis pipa ini banyak digunakan pada pekerjaan proyek-proyek  sipil ; jembatan, pelabuhan/dermaga, dan gedung. Pada proyek-proyek yang menerapkan spesifikasi teknis tinggi, perlu diperhatikan dalam mobilisasi, apalagi jika melalui beberapa kali handling misalnya dari via laut dilanjutkan via darat untuk menuju ke lokasi proyek. Diperlukan metode handling material tersebut dengan menggunakan alat lifting gear yang sesuai, mobilisasi via darat diperlukan space antar pipa di Truck Trailer untuk menghindari gesekan antar pipa (terutama pada sambungan spiral pipe). Berdasarkan pengalaman, jika terjadi cacat pada pipa (rawan korosi) maka diperlukan pekerjaan sandblasting dan coating ulang yang mengakibatkan bertambahnya cost dan waktu proyek.

Experience : AgoesS

Sunday, January 13, 2013

NILAI SLUMP BETON

nilai slump beton
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan cara beton segar diisikan  ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah.
Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan.

Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
  1. Cara pengangkutan adukan beton.
  2. Cara penuangan adukan beton.
  3. Cara pemadatan beton segar.
  4. Jenis struktur yang dibuat.
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit lebih kecil.
Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump, dapat mengacu pada tabel penetapan nilai slump adukan beton berikut :
Pemakaian Beton (Berdasarkan jenis struktur yang dibuat)Maks (cm)Min (cm)
Dinding, Plat Pondasi dan Pondasi telapak bertulang
12,5
5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, Caison, dan struktur di bawah tanah
9,0
2,5
Pelat, Balok, Kolom dan dinding
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan masal (beton massa)
7,5
2,5

PONDASI STRAUSS PILE atau BORED PILE

Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.

Pondasi strauss pile
Strauss Pile
Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.


Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.

Pondasi bored pile

Kelebihan :

  • Volume betonnya sedikit
  • Biayanya relative murah
  • Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras 

Kekurangan :

  • Diperlukan peralatan bor
  • Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.
  • Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen larut oleh air tanah.

Sumber : Blog Belajar Civil

Tuesday, January 8, 2013

PEKERJAAN JALAN & JEMBATAN


Stone Crusher Produksi Batu Pecah
Mobilisasi Peralatan dan Lokasi Quary
Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan di Pasarwajo dan Jembatan Wasaga Kab. Buton Sulawesi Tenggara. Lokasi Quarry lokal berada di sungai wakoko jarak 5 km , bukit kombeli 12 km dan karya baru 30 km dari base camp Stone Crusher dan AMP. Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan material hasil crushing sebanyak 8.910 M3. Hal ini harus diperhitungkan dalam metode pelaksanaan, kapasitas produkasi, waktu pelaksanaan terkait dengan biaya pelaksanaan proyek, Mobilisasi peralatan berat dengan menggunakan Kapal LCT  500 Ton antara lain  :
1.   Aspalt Mixing Plant (AMP), 1 Unit
2.   Stone Cruser (Kap. 60 TPH), 1 Unit
3.   Wheel Loader (Kap. 3 M3), 1 Unit
4.   Dimpt Truck Tronton (Kap. 20 Ton), 10 Unit
5.   Motor Grader, 1 Unit
6.   Aspalt Finisher, 1 Unit
7.   Vibro Roller / Tandem Roller (Kap. 10 Ton), 2 Unit
8.   Pnematic Tire Roller, 1 Unit
9.   Mobil Crane, 1 Unit
10. Dtruck Trailler, 1 (Unit)
11.  Crawler Crane, 1 (Unit)
12.  Excavator Kap. 1.2 M3 ( 3 Unit)
13.  Peralatan bantu : Mini Roller, Stamper, Cutter Machine,WM.Miller, Acetiline, Oksigen, dll

Material Suplisi & Marger Item 
Loading Material Batu Pecah
Mobilisasi Material dengan menggunakan Tongkang Kap. 230 Feet dan Tug Boat 1500 DWT dari Palu sampai ke lokasi di Pasarwajo - Buton memerlukan waktu sekitar 1 minggu dengan jarak tempuh sekitar 600 Mlie, melalui pesisir pantai barat pulau Sulawesi ke arah Tenggara.
Jembatan Wasaga
Pengalaman saya untuk mengejar target produksi pelaksanaan pekerjaan adalah suplisi dari material luar. Dalam hal ini suplisi material batu pecah dari Palu Sulawesi Tengah. Hal ini dilakukan untuk bisa mengawali pelaksanaan pekerjaan pengaspalan sambil menunggu proses mobilisasi peralatan berat dan erection AMP dan Stone CrusherPelaksanaan Paket pekerjaan ini  dengan marger item pekerjaan AC-WC dan HRS-WC dengan jumlah total 18.500 Ton.
HRS-WC
Pekerjaan Struktur lainnya adalah Pembangunan Jembatan Wasaga struktur Beton dengan menggunakan pipa baja Diameter 406 mm, tebal 12 mm panjang 6 m, 10 titik pancang. Mutu beton Abutmen dan Plat K-250, dan pada Girder dan Slab K-350,