Tuesday, January 8, 2013

PEKERJAAN JALAN & JEMBATAN


Stone Crusher Produksi Batu Pecah
Mobilisasi Peralatan dan Lokasi Quary
Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan di Pasarwajo dan Jembatan Wasaga Kab. Buton Sulawesi Tenggara. Lokasi Quarry lokal berada di sungai wakoko jarak 5 km , bukit kombeli 12 km dan karya baru 30 km dari base camp Stone Crusher dan AMP. Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan material hasil crushing sebanyak 8.910 M3. Hal ini harus diperhitungkan dalam metode pelaksanaan, kapasitas produkasi, waktu pelaksanaan terkait dengan biaya pelaksanaan proyek, Mobilisasi peralatan berat dengan menggunakan Kapal LCT  500 Ton antara lain  :
1.   Aspalt Mixing Plant (AMP), 1 Unit
2.   Stone Cruser (Kap. 60 TPH), 1 Unit
3.   Wheel Loader (Kap. 3 M3), 1 Unit
4.   Dimpt Truck Tronton (Kap. 20 Ton), 10 Unit
5.   Motor Grader, 1 Unit
6.   Aspalt Finisher, 1 Unit
7.   Vibro Roller / Tandem Roller (Kap. 10 Ton), 2 Unit
8.   Pnematic Tire Roller, 1 Unit
9.   Mobil Crane, 1 Unit
10. Dtruck Trailler, 1 (Unit)
11.  Crawler Crane, 1 (Unit)
12.  Excavator Kap. 1.2 M3 ( 3 Unit)
13.  Peralatan bantu : Mini Roller, Stamper, Cutter Machine,WM.Miller, Acetiline, Oksigen, dll

Material Suplisi & Marger Item 
Loading Material Batu Pecah
Mobilisasi Material dengan menggunakan Tongkang Kap. 230 Feet dan Tug Boat 1500 DWT dari Palu sampai ke lokasi di Pasarwajo - Buton memerlukan waktu sekitar 1 minggu dengan jarak tempuh sekitar 600 Mlie, melalui pesisir pantai barat pulau Sulawesi ke arah Tenggara.
Jembatan Wasaga
Pengalaman saya untuk mengejar target produksi pelaksanaan pekerjaan adalah suplisi dari material luar. Dalam hal ini suplisi material batu pecah dari Palu Sulawesi Tengah. Hal ini dilakukan untuk bisa mengawali pelaksanaan pekerjaan pengaspalan sambil menunggu proses mobilisasi peralatan berat dan erection AMP dan Stone CrusherPelaksanaan Paket pekerjaan ini  dengan marger item pekerjaan AC-WC dan HRS-WC dengan jumlah total 18.500 Ton.
HRS-WC
Pekerjaan Struktur lainnya adalah Pembangunan Jembatan Wasaga struktur Beton dengan menggunakan pipa baja Diameter 406 mm, tebal 12 mm panjang 6 m, 10 titik pancang. Mutu beton Abutmen dan Plat K-250, dan pada Girder dan Slab K-350, 



















Saturday, January 5, 2013

INFORMASI SIPIL

Guna mendapatkan informasi / referensi dan pengetahuan tentang Pengadaan Barang & Jasa,  pekerjaan sipil lainnya dapat diakses blog :

Catatan Mas_Trianto

Friday, January 4, 2013

PROSES LELANG / TENDER

Suatu Proyek Konstruksi yang akan dibangun akan dibuka proses lelang / tender, dimana pengumumannya akan diumumkan melalui internet, koran, ataupun rekanan dari owner dan media lainnya. Proses lelang proyek konstruksi terdiri dari :

1.  Pengambilan Dokumen Lelang
Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang, hal ini penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2.   Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)
Pembentukan Tim Pelaksana Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang memiliki kopetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3.   Membaca dan Mempelajari Dokumen Lelang
Dalam proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya mempelajari dan memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu dikonfirmasikan saat mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor atau lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :
1.   Bill of Quantity (BQ)
2.   Technical Spesification (Spek Teknis)
3.   Drawing (Gambar)
4.   Aggrement, General & Spesial Condition of Contract (Surat Perjanjian, Spesifikasi Umum &    Khusus)
5.   Attachement (Lampiran)
6.   Addendum
7.   Peraturan Terkait

4.   Aanwijzing Kantor & Lapangan
Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting untuk mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sebagai berikut  :
1.   Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi
2.   Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar ada persamaan presepsi dengan pihak panitia / owner
3.   Usulan-usulan perubahan terhadap spesifikasi, waktu pelaksanaan sehingga proyek dapat dikerjakan        dengan baik dan tepat waktu
4.   Memahami secara akurat kondisi lapangan yang akan dibangun, yang berkaitan dengan  :
     a.   Kondisi lingkungan proyek (sosial budaya, medan kerja, dan lainnya)
     b.   Akses jalan masuk area proyek
     c.   Kelayakan jalan logistik dan upaya maintenance/memperbaikinya
     d.   Keamanan lokasi
     e.   Kondisi Tanah, dll


5.   Mempelajari Lebih Mendalam Dokumen Lelang
Kegiatan dalam proses ini adalah mendalami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
1.   Kesesuaian BQ dengan gambar, spesifikasi dan dokumen lainnya
2.   Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket pekerjaan/proyek)
Kegiatan ini dilakukan dengan melalui work breakdown struktur (WBS) sehingga secara akurat dapat    diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek yang terkait dengan  :
a.   Rincian Bill of Quantity (BQ) / WBS (Paket pekerjaan)
b.   Perhitungan volume pekerjaan
c.   Gambar Detail / Sketsa
d.   Dokumen untuk pengadaan subkontraktor dan supplier.
WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan menetapkan lingkup totak dari proyek. Pekerjaan diluar WBS adalah diluar lingkup proyek, seperti halnya scope statement WBS sering kali dipergunakan untuk mengembangkan dan menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.


6.   Survey Lapangan Detail
Kegiatan ini merupakan kegiatan survey secara mandalam dokumen lelang seperti diuraikan dalam point 5. Hasil survey ini akan dipergunakan sebagai referensi metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui pekerjaan-pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll. dalam survey ini dapat jg untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti penyelidikan tanah, komposisi material di quarry, keberadaan sumberdaya lainnya, seperti alat, tenaga kerja, material, bahan material alam termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan, dll)


7.   Perhitungan Volume
Kegiatan ini untuk melakukan perhitungan dan pengecekkan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan akses, dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat, akurat dan tertelusur sesuai dengan WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan. Apabila ada perubahan gambar / spesifikasi maka dengan mudah dapat ditelusuri dengan mudah perhitungan mana yang diperlukan koreksi/pemyesuaian perhitungan ulang atas perubahan tersebut.
Bila perhitungan volume ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa melakukan perhitungan, pekerjaan apa sesuai gambar/spesifikasi yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.

8.   Metode Pekerjaan
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan pekerjaan dengan urutan sbb :
1.   Definisi pekerjaan  :
      a.   Penjelasan tentang pekerjaan
      b.   Spesifikasi dan volume pekerjaan
2.   Lokasi
3.   Metode pekerjaan / Cara kerja
      b.   Bagaimana caranya
      c.   Menggunakan alat apa
      d.   Urutan pekerjaan (dimulai sesudah/setelah pekerjaan apa)
4.   Kebutuhan sumber daya
5.   Waktu yang diperlukan
6.   Jadwal pelaksanaan
7.   Hal-hal penting yang harus diketahui / diperhatikan
8.   Gambar-gambar kerja/pelaksanaan
9.   Pekerjaan yang dibuat secara detail metode kerjanya adalah yang memiliki kriteria sbb :
     a.   Pekerjaan yang memiliki bobot besar 80 % sesuai dengan bobot pareto
     b.  Pekerjaan yang masuk lintasan kritis, sesuai hasil network planing

9.   Subkontraktor
Pemilihan pekerjaan yang disubkontraktorkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sbb  :
1.   Meningkatkan fokus perusahaan
2.   Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari engineering
3.   Membagi resiko
4.   Sumber daya sendiri dapat dipergunakan untuk kebutuhan lain
5.   Memungkinkan tersedianya dana kapital
6.   Menciptakan dana segar
7.   Mengurangi dan mengendalikan dana operasional
8.   Memperoleh sumberdaya yang tidak dimiliki sendiri
9.   Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan / dikelola
Pemilihan subkontraktor/suplier dilakukan dengan sangat selektif agar tujuan diatas dapat dipenuhi dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak ketiga merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kesalahan informasi / dokumen akan membuat kesalahan dalam menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan.
Kegiatan dalam proses procurement pada proses tender meliputi  :
a.   Pekerjaan yang akan disubkontrakkan /renvana pembelian, perencanaan kontrak dan pembayaran.
b.   Pemilian vendor yang akan dinominasikan
c.   Permintaan penawaran
d.   Evaluasi penawaran termasuk lingkup yang sesuai dengan paket pekerjaan
e.   Penentuan vendor yang akan dipilih sehingga dokumen dari vendor yang akan dipakai terdokumentasi dengan baik

10.   Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek kontruksi yang ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan secara ringan (menyebabkan luka-luka ringan atau parah yang masih dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat (menyebabkan cacat atau meninggal dunia) yang akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada sehingga dengan demikian proses-proses yang dapat dilakukan adalah :
a.   Perencanaan K3 (Safety Plan)
b.   Penanganan K3
c.   Pelaksanaan administrasi dan pelaporan

11.   Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
Yang utama dalam kegiatan ini adalah melakukan hal-hal sebagai berikut  :
1.   Memahami spesifikasi setiap pekerjaan dan material yang dipergunakan
2.   Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah ditetapkan dalam spesifikasi          berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material dan metode yang memenuhi syarat
3.   Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan

12.   Plafon Harga Penawaran 
Plafon harga penawaran yang didasarkan pada Owner Estimate (OE) merupakan referensi tetapi tidak menjadi patokan, melainnkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk dari perhitungan RAB dan keuntungan proyek.

13.   Proses Komputer
Merupakan perhitungan dengan menggunakan komputer dan program yang dapat diandalkan penelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait satu sama lainnya. File perhitungan dapat menjamin mana data / file yang dipakai dan direvisi sehingga mudah ditelusuri bila menggunakan alternatif- alternatif RAP/RAB.

14.   Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat Administrasinya
Hasil perhitungan RAP/RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan besaran jaminan pelaksanaan proyek sebagai administrasi yang harus dipenuhi dan dilampirkan dalam penawaran /bid. Pengurusan jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran. Pada saat final penawaran besaran jaminan ini di check kembali apakah sudah sesuai dengan ketentuan / persyaratan lelang yang berlaku.

15.   Perhitungan Markup
Perhitungan markup harus didasarkan pada beban-beban yang harus dipenuhi yang menjadi ketentuan kantor pusat, cabang dan proyek dan termasuk biaoya pemasaran, serta keuntungan bersih yang direncanakan. Markup harus sudah memperhitungkan terhadap resiko kenaikan harga, dan resiko lainnya yang diperhitungkan dalam merespon resiko.

16.   Penyususn, pengecekkan dan Pemasukan Penawaran
Tahapan yang penting dalam penyusunan dokumen penawaran pemenuhan dokumen dan lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti peraturan yang berlaku dan menjadi persyaratan administrasi. Pengendalian dan kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekkan berupa check list yang ditandatangani oleh team leader sebagai bukti telah dilakukan control baik isi dokumen dan kelengkapannya.

17.    Laporan Hasil Lelang / Tender
Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-alasan terukur yang menjadi penyebab dan kegagalan dan serta kekuatan yang menjadi unggulan dalam persaingan, hal ini dapat menjadi pembelajaran pada lelang/tender yang akan datang.

Just to Remember..


Wednesday, December 19, 2012

SANDBLASTING & COATING

Hanya sebagai pengingat waktu bekerja pada Barge Loading Conveyor System Project Meulaboh - Aceh Barat. Pengalaman yang baik dalam menangani mobilisasi dan proses handling Steel Pipe Pile. Mobilisasi dari Jakarta via laut sampai di Medan dan dilanjutkan via darat. Steel Pipe dengan Dia. 600 mm tebal 16 mm, jumlah 180 Pipe, yang akan digunakan untuk pemancangan trestle onshore. Proses handling dilakukan beberapa kali mengakibatkan cacat pada pipa terutama pada joint spiral. Secara kuantitas luasan yang harus di repair adalah 162 m2 dari total 4.069 m2 (180 EA). 
Blasting yaitu proses pembersihan permukaan material dengan cara menggunakan butiran-butiran steel grit dan steel shot ataupun pasir kering yang disemburkan dengan tekanan udara yang sangat kuat sehingga menghilangkan lapisan material yang paling luar, termasuk karat dan mill scale.

Pipa yang sudah diproses Blasting harus segera diproses Applikasi, karena pipa yang sudah di proses Blasting ini mempunyai batasan waktu untuk diproses Applikasi. Selang waktu yang diperbolehkan untuk diproses Applikiasi yaitu tidak boleh lebih dari 3 jam. Karena kalau lebih dari 3 jam, maka banyak debu yang akan menempel pada permukaan pipa, dan uap airpun juga akan menempel pada permukaan pipa, karena temperatur pipa sudah turun menyamai temperatur ambeient (temperatur ruangan).

COATING / PAINTING



Finishing yaitu proses coating epoxy yang terakhir, yaitu proses inspeksi hasil applikasi ketika epoxy sudah kering. Pada proses ini ada proses coating repair yaitu proses perbaikan coating epoxy pada bagian - bagian yang cacat.



Pada Finishing ini dilakukan beberapa inspeksi, diantaranya yaitu: 

Dry Film Thickness (DFT) yaitu ketebalan lapisan epoxy yang telah diapplikasikan kepada pipa setelah kering. Disini perlu diinspeksi karena pengukuran ketika epoxy masih dalam keadaan basah tidak 100 persen akurat, Untuk itulah perlu kita chek Coating Thickness setelah kering. Untuk mengetahui Dry Film Thickness tersebut kita memerlukan alat bantu yang disebut dengan Coating Thickness Gauge. Jika ketebalan lapisan Epoxy sudah OK, maka akan kita lakukan inspeksi tahap selanjutnya. Tetapi kalau lapisan epoxynya kurang tebal, maka perlu dilakukan proses Recoating, yaitu proses penambahan lapisan epoxy tanpa melalui proses blasting.

Monday, December 17, 2012

SURVEY BATHYMETRI


Kali ini hanya mengingatkan terhadap mata kuliah hydrografi, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan survey bathymetri di Meulaboh Aceh Barat.
Survey Bathymetri dimaksudkan untuk menyajikan data-data yang dihasilkannya selama pelaksanaan di lapangan, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran kondisi pantai, dasar dan kedalaman air dilokasi rencana Proyek Barge Loading Conveyor System.
Survey Bathimetri yang telah dilaksanakan terdiri dari :
-          Pekerjaan persiapan, pengumpulan data dan peta laut yang berhubungan dengan lokasi proyek, Penyiapan program kerja, Persiapan dan pemeriksaan alat, Pelaksanaan Bar Check, Pelaksanaan Survey sounding. Peralatan yang dipergunakan :  Echosounder 1 unit Map Sounder 420 S, Alat Bantu 1 buah perahu sounding, 1 buah palem pasut, 1 buah Tide Gauge, 1 set total Station GTS 235 N, 1 set Water pass Topcon Tunner

Prosedur Survey

1). Survey Bathymetry dilaksanakan dengan   mempergunakan GPS Mapsounder 420 S yaitu   peralatan yang berfungsi untuk mengukur kedalaman air laut. 2). Alat ini dilengkapi dengan Automatic Recorder yang dapat mencatat “Countinous profile” dari dasar laut. 3). Hasil pengukuran langsung dicetak dalam bentuk koordinat X, Y dan Z untuk setiap lajur sounding. 4). Penentuan posisi tiap lajur dilaksanakan dengan cara membuat lajur sounding di program mapsource dengan interval lajur 10 m. 5) Boat sounding dipandu dengan mempergunakan lajur yang telah dibuat, untuk penentuan posisi fix ditentukan dengan jarak 10 m secara otomatis (elektronik). 6). Untuk memudahkan penentuan posisi maka selama pelaksanaan sounding kapal diusahakan tetap mengikuti lajur rencana. 6). pengikatan dilakukan dengan menggunakan Total Station setelah sounding

Secara  singkat urutan pelaksanaan survey sounding adalah sebagai berikut :
-     Memasang patok pengarah sepanjang pantai/areal yang akan di sounding pada setiap jarak 10 m
-     Membuat ikatan antara patok-patok pengarah dari titik  BM referensi  
-     Bar Check sebelum dan sesudah pelaksanaan survey sounding.
-     Pelaksanaan sounding.
-     Positioning dikontrol dengan patok-patok pengarah dan bendera pantai.
-     Fixed ditentukan setiap jarak 10 m.
-     Pengukuran pasang surut untuk koreksi kedudukan air laut pada saat sounding.

Penggambaran hasil pemetaan bathimetri digabungkan dengan topografi pada peta skala 1 :1000  dengan interval kontur 0,5 m. Penyajian hasil dilengkapi :
·                     Koordinat titik Fix
·                     Daftar koordinat titik sounding
·                     Data hidrografi

Hasil calculation & pengukuran disimpulkan dasar laut di daerah lokasi proyek muka Rencana Dermaga  cukup landai untuk sebelah AS rencana kedalaman laut -5 m LWS dengan jarak ± 270 dari pantai, sedangkan sebelah timur dan barat dengan jarak ± 280 m dari pantai. 
Dasar laut Kedalaman -10 m LWS sebelah As Rencana Coveyor berjarak ± 690 m dari BM. CP15.

Thursday, February 4, 2010

Djembe Dragon



Djembe motif ini masih relatif populer, kombinasi carving dragon, reptil dan warna moca memberikan kesan budaya. Bila diamati sebenarnya konsumen masih menjunjung tinggi unsur peradapan budaya. Masih banyak unsur lain yang perlu dan harus dikembangkan untuk mengenalkan suatu pola/design. Beberapa waktu sebelumnya telah mencoba membuat beberapa pola design bervariasi, dari unsur hewan, bunga, wayang, alam, manusia/primitif dll, tetapi konsumen masih bertahan pada design dragon/reptil baik pola carving, painting. Suatu saat pasti akan ada bentuk dan variasi lain.

Tuesday, December 8, 2009

Perjalanan Menarik



Cuaca sangat cerah sedikit panas di kota kendari, pekerjaan sedikit ada kemajuan biarpun masih banyak yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Perjalanan menuju Bau-bau kali ini bersama owner dan konsultan menggunakan jasa kapal Sagori Ekspress dengan kapasitas 150 penumpang yang ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Ada 2 kali keberangkatan, pagi jam 06.30 wita dan 12.30 wita. Perjalanan hari ini sangat padat, kebanyakan dari pertambangan dan Dinas/Instansi, beberapa hal yang menarik dalam perjalanan adalah view perbukitan, laut/teluk lepas, dan pulau-pulai kecil yang minim penduduk bisa terlihat dari dekat. Ada kejadian menarik yang sedikit menggelitik, yaitu para pedagang yang rata-rata ibu-ibu terbawa kapal. Pada saat kapal berhenti naikkan penumpang ibu-ibu penjual makanan banyak yang menjajakan dagangannya di dalam kapal. Beberapa saat kemudian kapal bunyikan klakson, tetapi para pedagang masih asyik melayani pembeli, mungkin juga tidak mendengar bunyi klakson, selang beberapa menit kapal mulai berjalan, para pedagang pada berlarian menuju pintu keluar, tetapi sudah tidak mungkin akan loncat, karena sudah lepas dari dermaga. Para pedagang yang terbawa ada yang senang ada jg yang sedikit berkaca-kaca matanya, yang senang rata2 mereka belum pernah ke bau-bau " refresing.. gak tahu mau nanti tidur dimana " katanya dan tidak punya momongan anak kedengaranya begitu, yang sedih karena ada yang masih punya anak kecil, motornya masih diparkir dipelabuhan, ada jg yang baru pertama kali berdagang di kapal, dan macam2 lg. Tetapi kesedihan itu hanya sesaat kira2 10 menit, mereka sedikit agak tenang karena ada beberapa yang bisa hubungi keluarga biarpun HP nya dikasih pinjam sama penumpang. Selanjutnya para pedagang ini menjajakan dagangannya kembali dan banyak penumpang yang simpati. akhirnya habislah barang dagangannya. Satu Jam 30 menit setelah lepas dari pelabuhan kendari, disini benar2 melihat lautan yang lepas, hanya garis lurus saja yang terlihat pada sisi timur dengan warna biru yang sangat cerah, disisi barat bisa melihat pulau2 dengan jarak kurang lebih 1 km, dan sesekali lewat perahu nelayan. Sebelum sampai di kota Bau-bau kapal sandar di pelabuhan Raha untuk naik dan menurunkan penumpang. Di pelabuhan Raha ini banyak pedagang jg yang menjajakan makanan khas, namanya Gogos. Makanan ini terbuat dari beras ketan merah yang dimasak dengan sistem pemanggangan/dibakar dengan bungkus daun pisang. Kalau rasanya sudah tidah perlu diragukan lagi dijamin mantapss.. apalagi yang belum sempat makan siang. Kebanyakan penjual di Raha adlah anak-anak, yah.. sekitar 10 - 15 thn. Tetapi kalau diperhatikan mereka sangat mandiri. selang 20 menit kapal kembali berangkat menuju Pelabuhan Bau-bau yang ditempuh kurang lebih 1.5 s/d 2 jam dari pelabuhan raha. 15 menit sebelum sampai, pemandangan matahari terbenam kembali bisa dilihat dengan panorama orange yang menakjubkan. Dari perjalanan ini banyak hukmah & pengalaman yang bisa di petik... yah.. hitung2 sedikit refresing.. terlepas dari perjalanan tadi, sampai di Bau-bau kembali dihadapkan pekerjaan yang masih perlu pemikiran yang benar-benar serius dan harus memenuhi target.. Akankah TERCAPAI...??? Diluar teknis hanya kepada Allah SWT mohon petunjuk untuk mencapainya.... Amiin.

Thursday, November 26, 2009

Motif Djembe




Motif Djembe sangat bervariasi, curving, painting dan air brush, tergantung dari permintaan. Biasanya disesuaikan dengan lokasi / kebudayaan dimana konsumen memanfaatkan keunikan kendang djembe. Motif yang sering atau disukai dari konsumen biasanya motif reptil, karena bentuknya bervariasi dan fleksible dengan bentuk djembe. Tetapi ada juga motif yang menunjukkan ciri khas suatu daerah. Motif pada pada gambar adalah painting motif Toraja dan curving motif reptil, ada beberapa konsumen baik dari dalam dan luar negri yang menyukai motif tersebut.
Motif Jamaica sebenarnya sangat mendominasi pada waktu2 tertentu, dengan warna-warna rasta, atau motif daun dalam bentuk curving.
Proses pembentukan motif curving, painting ataupun air brush sebenarnya sangat mudah, akan tetapi diperlukan kesabaran dalam membentuk pola motif. Motif Curving dimulai juga bervariasi ada di lakukan sebelum atau sesudah tahap sanding/pewarnaan. Motif curving tipis dilakukan setelah pewarnaan/politur, sedangkan curving tebal/ ukiran timbul dilakukan sebelum pewarnaan. Pewarnaan disesuaikan dengan permintaan. Djembe motif painting dikerjakan setelah pewarnaan keseluruhan dan pewarnaan ulang pada bagian bawah Djimbe, biasanya dengan warna gelap (hitam/coklat) untuk menonjolkan perbedaan warna painting. Pada Djembe motif air brus sebelumnya dibuat mal/gambar sesuai permintaan. Motif ini lebih memerlukan keahlian dan kejelian dalam pengaturan warna dan pengecatan ulang, karena dalam satu kendang djembe diperlukan beberapa warna yang saling overlap dari dasar s/d finishing.
Dari beberapa variasi motif/pola tersebut yang terpenting adalah bagaimana menciptakan idea untuk bisa diterima oleh siapapun dan dimanapun. Ini memerlukan inovasi dan kreatifitas yang dapat digali dari pengalaman, budaya/adat suatu daerah, atau mungkin banyak disekitar kita yang sebelumnya diabaikan. Hal-hal yang kecil adalah pondasi untuk mencapai sebuah hasil karya yang besar.